Makalah Kimia : Cara Penyimpanan Bahan Kimia Reaktif
MAKALA KIMIA
D
I
S
U
S
U
N
Kata
pengantar
Puji syukur kami penjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha
Esa, yang atas rahmat-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah
yang berjudul “Tata Cara Pengaturan dan Pennyimpanan Bahan Kimia Reaktif”.
Penulisan makalah ini merupakan salah satu tugas yang diberikan dalam mata
pelajaran Pendidikan Kimia di SMA Negeri 1 Tana Toraja
Dalam Penulisan makalah ini saya merasa masih banyak
kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan
yang saya miliki. Untuk itu, kritik dan saran dari semua pihak sangat kami
harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini.
Dalam penulisan makalah ini penulis menyampaikan
ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada pihak-pihak yang membantu
dalam menyelesaikan makalah ini, khususnya kepada Guru kami yang telah
memberikan tugas dan petunjuk kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan
tugas ini.
Daftar Isi
HALAMAN
JUDUL.........................................................................................................i
KATA PENGANTAR
.................................................................................ii
DAFTAR ISI
...............................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Landasan Teori ........................................................................1
B. Rumusan Masalah
...................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
Tata Cara Penyimpanan Bahan Kimia Raktif.......................................3
BAB III PENUTUP
Kesimpulan............................................................................................4
DAFTAR PUSTAKA
BAB I :
PENDAHULUAN
A. Landasan Teori
Penyimpanan dan penataan bahan
kimia diantaranya meliputi aspek pemisahan (segregation), tingkat resiko bahaya
(multiple hazards), pelabelan (labeling), fasilitas penyimpanan (storage
facilities), wadah sekunder (secondary containment), bahan kadaluarsa (outdate
chemicals), inventarisasi (inventory), dan informasi resiko bahaya (hazard
information).
Penyimpanan bahan-bahan kimia di laboratorium
di dasarkan pada wujud dari zat tersebut (padat, cair dan gas), sifat-sifat zat
(Asam dan basa), sifat bahaya zat (korosif, mudah terbakar, racun dll),
seberapa sering zat tersebut digunakan. Sistem penyimpanan bahan-bahan kimia
didasarkan pada bahan yang sering dipakai, bahan yang boleh diambil sendiri
oleh pemakai laboratorium, bahan yang berbahaya/racun, dan jumlah bahan yang
dsimpan.
Bahan kimia yang tidak
boleh disimpan dengan bahan kimia lain, harus disimpan secara
khusus dalam wadah sekunder yang terisolasi. Hal ini dimaksudkan untuk
mencegah pencampuran dengan sumber bahaya lain seperti api, gas beracun, ledakan,
atau degradasi kimia.
Banyak bahan kimia yang
memiliki sifat lebih dari satu jenis tingkat bahaya. Penyimpanan bahan kimia
tersebut harus didasarkan atas tingkat risiko bahayanya yang paling tinggi.
Misalnya benzena memiliki sifat flammable dan toxic. Sifat dapat
terbakar dipandang memiliki resiko lebih tinggi daripada timbulnya karsinogen.
Oleh karena itu penyimpanan benzena harus ditempatkan pada cabinet tempat
menyimpan zat cair flammable daripada disimpan pada cabinet bahan toxic.
Berikut ini merupakan panduan umum untuk mengurutkan tingkat bahaya bahan kimia
dalam kaitan dengan penyimpanannya.
Wadah bahan kimia dan
lokasi penyimpanan harus diberi label yang jelas. Label wadah harus
mencantumkan nama bahan, tingkat bahaya, tanggal diterima dan dipakai. Alangkah
baiknya jika tempat penyimpanan masing-masing kelompok bahan tersebut diberi
label dengan warna berbeda. Misalnya warna merah untuk bahan flammable,
kuning untuk bahan oksidator, biru untuk bahan toksik, putih untuk bahan
korosif, dan hijau untuk bahan yang bahayanya rendah.
B. Perumusan Masalah
§ Bagaimana
cara pengaturan penyimpanan bahan kimia reaktif?
BAB
II :
PEMBAHASAN
Tata Cara
Pengaturan Penyimpanan Bahan Kimia Reaktif
Bahan reaktif
dikategorikan sebagai bahan yang bereaksi sendiri atau berpolimerisasi
menghasilkan api atau gas toksik ketika ada perubahan tekanan atau suhu,
gesekan, atau kontak dengan uap lembab. Biasanya bahan reaktif memiliki lebih
dari satu macam kelompok bahan bahaya, misalnya
bahan tersebut termasuk padatan flammable juga sebagai bahan yang
reaktif terhadap air, karena itu memerlukan penanganan dan penyimpanan secara
khusus. Biasanya sebelum menentukan cara terbaik dalam penyimpanan bahan kimia
reaktif, terlebih harus menentukan bahaya spesifik dari bahan itu.
Bahan kimia reaktif biasanya dikelompokkan
menjadi bahan kimia piroforik,
eksplosif, pembentuk peroksida,
dan reaktif air.
§ Bahan piroforik adalah
bahan yang dapat terbakar ketika kontak dengan udara pada suhu < 54,44 0C.
Bahan kimia piroforik ada yang berupa padatan seperti fosfor, cairan seperti
tributilaluminium atau gas seperti silan. Bahan piroforik harus disimpan di
dalam cabinet flammable secara terpisah dari cairan flammable dan cairan combustible.
Unsur fosfor harus disimpan dan dipotong dalam air. Demikian gas silan harus
disimpan secara khusus.
§ Bahan eksplosif adalah bahan
yang dapat menimbulkan ledakan. Ledakan tersebut diakibatkan oleh penguraian
bahan secara cepat dan menghasilkan pelepasan
energi dalam bentuk panas, api dan perubahan tekanan yang tinggi. Banyak faktor
yang menyebabkan suatu bahan dapat meledak, sehingga menyulitkan dalam
pengelompokkan bahan eksplosif ini. Faktor yang menunjang timbulnya ledakan
dari bahan kimia di laboratorium diantaranya adalah :
Ø Kandungan
oksigen senyawa. Beberapa peroksida (misalnya benzyol peroksida kering) dan
oksidator kuat lainnya mudah meledak,
Ø Gugus
reaktif. beberapa senyawa seperti hidrazin memiliki gugus oksidatif dan
reduktif, sehingga sangat tidak stabil. Beberapa senyawa nitro (misalnya
Trinitrotoluen/TNT, azida, asam pikrat kering) juga mudah meledak.
Hati-hati dalam membaca label
bahan kimia, dan perhatikan lambang yang menunjukkan kestabilan dan mudah
meledaknya bahan tersebut. Keputusan yang harus diambil dalam menentukan
penyimpanan bahan mudah meledak atas sifat masing-masing bahan kimia tersebut.
Perhatikan secara khusus agar penyimpanan bahan tersebut tidak mengundang atau
meningkatkan bahaya misalnya hindari penyimpanan asam pikrat jangan sampai
kering.
§ Beberapa
eter dan senyawa sejenis cenderung bereaksi dengan udara dan cahaya membentuk senyawa peroksida yang tidak stabil.
Bahan kimia yang dapat membentuk peroksida tersebut diantaranya adapah
p-dioksan, etil eter, tetrahidrofuran, asetaldehid, dan sikloheksena. Untuk
meminimalkan timbulnya bahaya dari bahan kimia tersebut, maka cara yang harus
diperhatikan dalam penyimpanannya adalah sebagi berikut :
Ø Simpan bahan
kimia pembentuk peroksida itu dalam botol tertutup rapat (tidak kontak dengan
udara) atau dalam wadah yang tidak terkena cahaya.
Ø Berikan
label pada wadah tentang tanggal diterima dan dibuka bahan tersebut.
Ø Uji secara
periodik (3 atau 6 bulan) terjadinya pembentukan peroksida. Buanglah peroksida
yang telah dibuka setelah 3 - 6 bulan.
Ø Buanglah
wadah bahan kimia pembentuk peroksida yang tidak pernah dibuka sesuai batas kadaluarsa yang diberikan pabrik
atau 12 bulan setelah diterima.
§ § Bahan yang reaktif dengan air apabila kontak
dengan dengan udara lembab saja akan menghasilkan senyawa toksik, flammable,
atau gas mudah meledak. Misalnya hipoklorit dan logam hidrida. Oleh karena itu
penyimpanan bahan kimia ini harus dijauhkan dari sumber air (jangan
menyimpannya di bawah atau di atas bak cuci, dst.). Gunakan pemadam api dengan
bahan kimia kering apabila terjadi kebaran dengan bahan ini. Simpan dalam
desikator yang diisi dengan silika gel.
Bahan Kimia
Reaktif Terhadap Air (Water Sensitive Substances)
Bahan ini
bereaksi dengan air, uap panas atau larutan air yang lambat laun mengeluarkan
panas atau gas-gas yang mudah menyala.
Karena banyak dari bahan ini yang mudah terbakar maka tempat penyimpanan
bahan ini harus tahan air, berlokasi ditanah yang tinggi, terpisah dari
penyimpanan bahan lainnya, dan janganlah menggunakan sprinkler otomatis di
dalam ruang simpan.
Penyimpanan
bahan ini:
- Tahan Air
- Berlokasi
di tanah yang tinggi
- Jangan
menggunakan sprinkler otomatis di ruang simpan
Contoh bahan
kimia yang reaktif terhadap air :
- Li,Na, CaO,K
dan Na2O2
§ Bahan Kimia Reaktif Terhadap Asam (Acid
Sensitive Substances)
Bahan ini
bereaksi dengan asam dan uap asam menghasilkan panas, hydrogen dan gas-gas yang
mudah menyala. Ruangan penyimpanan untuk
bahan ini harus diusahakan agar sejuk, berventilasi, sumber penyalaan api harus
disngkirkan dan diperiksa secara berkala.
Bahan asam dan uap dapat menyerang bahan struktur campuran dan
menghasilkan hydrogen, maka bahan asam dapat juga disimpan dalam gudang yang
terbuat dari kayu yang berventilasi.
Jika konstruksi gudang trbuat dari logam maka harus di cat atau dibuat
kebal dan pasif terhadap bahan asam.
Penyimpanan
Bahan ini:
- Sejuk
-
Berventilasi ( sehingga ada peredaran hawa )
- Jika
gudang terbuat dari logam maka gudang harus di cat agar kebal dari uap asam /
bahan asam
Contoh Bahan ini:
- KMnO4
- KClO3
Komentar
Posting Komentar